Review Mobil – Generasi kedua dari Mirai untuk pasar Jepang kini resmi dirilis oleh Toyota. Berbahan bakar hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle ( FCEV), sedan yang satu ini dipasarkan dalam dua varian, G untuk varian standar dan Z untuk model tertingginya.
Mirai G dipasarkan dengan harga 7,1 juta Yen, Rp 960 jutaan dalam rupiah. Sementara untuk Mirai Z sebagai varian tertingginya, dipasarkan dengan harga 8,05 juta Yen atau sekitar Rp 1 miliar lebih.
Perlu diketahui jika Mirai generasi kedua hadir dengan mengunakan platform Toyota New Global Architecture (TNGA). Salah satu ubahannya ada pada sektor sel bahan bakar, di mana kini ditempatkan di bawah kap mesin.
Bukan cuma itu, dari sisi dimensinya pun kini lebih melar dari generasi yang sebelumnya, dengan panjang 4.975 (+85 mm), lebar 1.885 (+70mm), tinggi 1.470 (-65mm). Dan untuk sumbu rodanya meningkat menjadi 140 mm.
Toyota Mirai generasi kedua ini juga memiliki jangkauan daya jelajah yang lebih jauh, yakni 850 km. Jangkauan ini 30 persen lebih jauh dari versi sebelumnya yang hanya 650 km.
Sedan ini juga kini memiliki tiga tangki untuk penyimpanan bahan bakar hidrogen. Walalupun tangki bahan bakar lebih banyak, namun tidak mempengaruhi sisi kelapangan interior Mirai.
Dilansir dari Toyota Global, Mirai generasi baru ini ditargetkan akan memberikan pola pikir baru, di mana pelanggan akan berpikir bahwa ini adalah mobil berkualitas tinggi.
Demi memanjakan pengendara dan penumpangnya, berbagai fitur modern disematkan oleh Toyota. Seperti perangkat Toyota Safety Sense yang memiliki Dynamic Radar Cruise Control (DRCC) dan Pre-Collision System yang lebih cerdas sserta adanya sensor deteksi pejalan kaki.
Yang lebih menariknya lagi , Toyota juga menyajikan fitur Plus Support , yaitu perangkat keamanan untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang dikarenakan pengendara salah menginjak pedal gas.
Hal ini dilakukan karena banyaknya kasus kesalahan dalam menginjak pedal saat yang berujung pada fatalitasi di jalan raya.
Mirai juga dilengkapi oleh sistem penjernih udara untuk mencegah virus dan bakteri yang masuk di dalam kabirn. Sistem penjernih udara ini diklaim mampu menghilangkan 90 sampai 100 persen partikel dengan diameter 0-2.5 mikron.
Mirai juga dapat dijadikan sumber listrik darurat layaknya genset, dengan dua saluran listrik yang bisa digunakan, baik AC dan DC.
Pada arus AC, Mirai dapat mengalirkan tenaga listrik 100 volt, 1.500 watt melalui soket aksesoris . Toyota juga mengklaim dengan adanya sistem ini, Mirai dapat mengalirkan listrik untuk kebutuhan rumah tangga selama kurang lebih empat hari dengan pemakaian rata-rata 400 Wh.
Mirai akan memberikan delapan pilihan warna yang bisa menjadi pilihan calon konsumennya di Jepang.
Toyota juga dikabarkan sedang memaksimalkan kapasitas produksi hingga 30.000 unit per tahun, sebagai langkah antisipasi banyaknya pesanan.