Review Mobil – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tipe Pertalite, Pertamax, dan Solar minggu ini mengalami kenaikan harga. Namun meskipun begitu, menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), kenaikan harga BBM tidak menjamin penjualan mobil listrik bisa meningkat, karena harga mobil listrik masih belum terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
“Daya beli masyarakat Indonesia untuk kendaraan bermotor masih Rp 300 juta-an ke bawah. Jadi sebagian besar masih belum bisa membeli BEV yang harganya Rp 700 – 800 juta-an,” ucap Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto, dikutip dari Otomotif.Tempo.co, Rabu (7/9/2022)
Harga pasaran mobil listrik di Indonesia sendiri masih terbilang mahal dan kurang terjangkau, yakni dari Rp 700 juta hingga Rp 1 miliar. Namun akhir-akhir ini mulai bermunculan mobil listrik yang bisa dibeli dengan harga mulai dari Rp 200 juta sampai Rp 300 juta.
Harga mobil listrik yang masih mahal di Indonesia sendiri menurut Kementerian Perindustrian disebabkan karena baterai mobil listrik belum diproduksi secara lokal, sehingga harga baterai mobil listrik melambung tinggi. Komponen baterai sendiri menjadi komponen paling utama dan paling penting dari mobil listrik, maka tidak heran jika ketersediaan baterai listrik menjadi salah satu faktor penyebab harga mobil listrik lebih mahal daripada mobil bertenaga BBM.
“Asia menjadi manufaktur terbesar baterai listrik, yang 80 persennya berada di Cina,” ujar Kepala Subdirektorat Industri Alat Transportasi IMATAP Kemenperin Dodiet Prasetyo, dikutip dari Antara, Rabu (7/9/2022).
Meskipun harga mobil listrik saat ini masih belum terjangkau, namun Kemenperin memprediksikan harga baterai mobil listrik bisa lebih murah di tahun 2030. Penggunaan mobil listrik di dunia sendiri diprediksi akan lebih banyak di tahun-tahun selanjutnya, sehingga pembangunan untuk ekosistem mobil listrik di masa depan seharusnya lebih baik dan bisa menurunkan harga mobil listrik menjadi dibawah Rp 500 juta.
Sumber : https://otomotif.tempo.co/read/1630877/harga-bbm-naik-dianggap-bikin-mobil-listrik-laku-gaikindo-bilang-begini